Langsung ke konten utama

Kesulitan menjadi seorang Student Athlete


Oleh : Andika Wahyu Satrio


Mahasiswa adalah sebuah status yang mengharuskan seseorang untuk memiliki tingkat intelektual yang tinggi serta memiliki skil dan kemampuan yang dapat menjadi penunjang kehidupannya. Dalam kata lain mahasiswa tidak hanya melulu belajar tentang teori di kampus namun mahasiswa harus dapat menerapkan dan mencari ilmu baru di luar kampus.
     Seorang mahasiswa harus dapat membagi dan mengatur waktunya. Karena seorang mahasiswa tidak hanya selalu di sibukkan dengan hal-hal terkait belajar. Namun mahasiswa juga disibukkan dengan hal-hal yang berada di luar kampus yang menunjang kehidupan seorang mahasiswa itu sendiri.
     Hal itu aku rasakan sendiri ketika aku mulai mengalami kesulitan dalam hal membagi waktu antara kuliah dan kegiatan ku bermain basket. Aku bukanlah seorang atlet basket profesional dan aku juga tidak memiliki cita-cita untuk menjadi seorang atlet. Karena ayah ku pernah berkata. Kehidupan seorang atlet tidak seindah yang kita lihat.
     Apa yang dikatakan ayah ku tentang kehidupan seorang atlet itu benar, karena setelah aku menjadi seorang mahasiswa dan juga menekuni dunia basket aku menyadari bahwa hal tersebut sebenarnya tidak mudah untuk dijalankan bersamaan namun harus diingat dalam mencapai sebuah tujuan harus lah ada sebuah pengorbanan yang harus dilakukan. Dan tanpa aku sadari terkadang aku telah mengorbankan salah satunya untuk mencapai apa yang aku inginkan
    Aku merupakan seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi yang dapat dikatakan tidak terlalu mahir di bidang ini. Alasan aku memilih jurusan ini karena aku tidak ingin disibukkan dengan tugas kuliah yang cukup berat. Sebenarnya jurusan ilmu komunikasi bukan jurusan yang sejalan dengan jurusan yang aku pelajari di sekolah kejuruan dulu.
     Aku sekolah teknik komputer dan jaringan sewaktu aku SMK. Namun aku memilih jurusan ilmu komunikasi karena alasan aku hanya tidak ingin ribet. Ditambah lagi saat aku masuk kuliah aku sedang giat menekuni olahraga basket. Dan basket lah yang menjadi alasan aku untuk masuk UIN Suska Riau. Alasan itu muncul ketika aku melihat bahwa hanya UIN Suska saja yang kelihatannya dapat menampung bakat ku di dunia basket.
     Aku bukanlah seorang mahasiswa yang produktif dan berprestasi di bidang akademik. Prestasi yang dapat aku banggakan hanyalah di bidang olahraga saja. Aku menekuni olahraga basket ketika aku masih sekolah SMK. Dan prestasi yang pernah aku dapatkan juga tidak begitu banyak. Aku hanya mampu memberikan mendali perunggu untuk sekolah ku di kejuaraan O2SN kota Pekanbaru dan medali perak untuk pekanbaru di O2SN Provinsi Riau dan aku gagal membawa pulang medali untuk Riau kala aku mengikuti O2SN Nasional di Makassar.
     Mulai saat itu aku menyadari bahwa aku hanya mampu membanggakan orang-orang terdekat ku lewat basket. Dan aku mungkin dapat dikenal oleh banyak orang lewat basket. Atas dasar itu aku memilih kampus yang dapat menampung bakat ku untuk memperoleh impian itu.
     Aku memulai perjalanan sebagai seorang mahasiswa UIN Suska pada tahun 2016. Dan mulai saat itu aku bertekad untuk memberikan apa yang aku bisa berikan lewat basket terhadap kampus ini. Bukan sebuah hal mudah untuk dapat menunjukkan kemampuan ku kepada senior di kampus ini.
     Aku harus banyak belajar dan berlatih untuk dapat menembus tim inti club basket di kampus ini. Ditambah lagi dengan jadwal kuliah yang cukup membuat kepala ku pusing untuk mengatur waktu berlatih dan belajar di kampus. Namun sebagai seorang mahasiswa kita tidak boleh melupakan tujuan kita di kampus, yaitu untuk belajar dan memperoleh ilmu. Jangan sampai kesibukan mu di luar kampus mengganggu kuliah mu. Itulah hal pertama yang aku pelajari di kampus ini.
     Seiring bejalannya waktu akhirnya aku mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan agar aku dapat bertading dengan tim kampus ini. Kesempatan itu aku dapat dikala ada pertandingan basket antar fakultas di kampus ini. Dan aku mewakili fakultas ku untuk bertading dengan fakultas lain yang memiliki pemain basket yang lebih banyak ketimbang fakultas ku. Hal iti menjadi tantangan tersendiri bagi ku karena basket bukan lah olahraga individu melainkan kelompok dan aku harus bisa membawa tim ini memberikan yang terbaik dalam pertandingan ini walaupun dengan kodisi tim yang tidak begitu memadai.
     Kembali masalah waktu antara belajar di kampus dan bermain basket menghambat ku. Masalah itu datang ketika aku mampu membawa tim fakultas ku melaju ke babak semi final namun aku tidak dapat bertading di pertandingan semi final karena aku harus mengikuti ujian tengah semester yang di adakan oleh dosen sebuah mata kuliah yang aku ikuti. Hal itu akhirnya membuat tim fakultas ku kalah di fase semi final dan tidak dapat melaju ke partai puncak. Dan hal buruk lainnya datang dikala aku tidak mampu memenangkan perebutan juara ketiga di pertandingan tersebut.
     Akibat kekalahan tersebut aku mulai pesimis untuk dapat meneruskan hobi ku di kampus ini. Namun ternyata kesempatan yang tidak aku sadari datang menghampiri, dari sekian banyak pemain basket di kampus ku ternyata nama ku masuk kedalam skuad tim yang akan di berangkatkan ke aceh untuk bertanding di event Pionir di Aceh tahun 2017. Bersama dengan pemain basket dari fakultas lain kami berangkat untuk membela nama universitas kami di event tersebut.
     Di event tersebut kami mampu membawa pulang medali perunggu, perjalanan kami di hentikan oleh IAIN Watampone di fase semi final, dan kami harus melakoni laga perebutan medali perunggu melawan UIN Bandung yang mana pada fase grup dapat kami kalahkan. Di pertandingan tempat ketiga kami mampu menangani UIN Bandung dan berhak membawa pulang medali perunggu ke Pekanbaru.
     Sepulang aku bertading dari Aceh tersebut masalah perkuliahan kembali yang menjadi musuh ku sebagai mahasiswa. Dikarenakan aku meninggalkan perkuliahan kurang lebih dua minggu tentu saja aku harus mengejar ketertinggalan materi ku. Tugas bertumpuk ditambah lagi ujian yang semakin dekat membuat aku kalang kabut bagai kebakaran jenggot. Namun itu lah konsekuensi yang harus aku terima ketika aku memilih meninggalkan perkuliahan untuk mengejar keinginan ku bertanding di event basket nasional.
     Hal itu masih belum seburuk dengan yang aku alami di semester ketiga ku. Di semester ketiga aku memiliki kesempatan untuk bertanding di porprov provinsi Riau tahun 2017. Namun seperti biasa jika aku memilih untuk ikut bertanding berarti hal yang harus aku tinggalkan adalah kuliah ku. Aku di haruskan untuk mengikuti training center yang dilakukan oleh kabupaten Bengkalis, karena aku mewakili Kabupaten Bengkalis di Porprov tahun itu.
     Masa Training center hingga pertandingan tersebut kurang lebih memakan waktu satu bulan. Artinya aku selama satu bulan tidak akan hadir di perkuliahan yang aku ikuti. Sedangkan peraturan di kampus ku hanya memberikan kasempatan untuk tidak hadir di perkuliahan sebanyak tiga kali. Sedangkan dalam satu bulan terdapat empat minggu berarti aku sudah tidak akan datang sebanyak empat kali di semua mata kuliah yang aku ikuti. Dengan aku tidak hadir lebih dari tiga kali di semua mata kuliah maka aku tidak diperbolehkan untuk ikut ujian akhir semester.
     Namun aku memiliki cara untuk mengurangi jumlah absen ku di semua mata kuliah. Sebisa mungkin aku menghadiri perkuliahan yang kiranya waktunya tidak bertabrakan dengan jadwal latihan dan pertandingan ku. Hasilnya aku dapat mengikuti semua ujian akhir semester di semua mata kuliah yang aku ambil. Namun nilai yang aku dapatkan tidaklah begitu memuaskan. Aku hanya mendapatkan IP 2.9 dan hal itu mengurangi jumlah mata kuliah yang aku ikuti di semester depan. Namun kembali itulah konsekuensi yang harus aku jalani ketika harus meninggalkan kuliah ku.
     Selalu mendapatkan kesulitan seperti itu tidaklah membuat aku menjadi jera untuk tetap bermain basket walaupun tugas dan jadwal kuliah yang aku jalani cukup padat. Namun hal itulah yang membuat aku terpacu untuk lebih berkontribusi terhadap kampus tempat aku menimba ilmu. Karena dengan cara itulah aku dapat berprestasi, karena aku sadar aku tidak begitu produktif di bidang akademik
     Saat ini aku berada di semester enam. Bukan lah hal mudah untuk tetap bertahan dengan situasi perkuliahan yang cukup menguras tenaga dan waktu ditambah lagi dengan kegiatan bermain dan berlatih basket yang aku jalani hingga saat ini.
     Namun setelah sekian lama hal itu aku jalani, aku mulai menyadari bahwa setiap orang pasti memiliki sebuah impian terhadap suatu hal yang mereka jalani. Begitu juga dengan diriku, aku memiliki impian tersendiri terhadap basket. Walaupun aku tidak memiliki cita-cita untuk menjadi atlet basket profesional. Namun aku memiliki impian untuk membahagiakan orangtua ku lewat apa yang aku tekuni.
     Dan seperti yang sudah aku dijelaskan diatas, untuk mencapai sebuah impian dan tujuan haruslah mengorbankan sesuatu hal. Namun disini aku mencoba untuk tidak akan mengorbankan pendidikan ku demi hal yang ingin aku capai di hidup ku.
     Namun disini aku harus memilih hal mana yang harus menjadi prioritas ku. Seperti yang banyak motivator katakan, bahwa hidup itu adalah sebuah pilihan. Jadi aku haruslah memilih hal mana yang harus aku dahulukan antara pendidikan ku atau impian ku.
     Hal itulah yang membuat aku hingga saat ini mampu membuat kedua hal tersebut dapat berjalan beriringan tanpa harus meninggalkan salah satunya untuk mencapai sebuah tujuan ku. Sehingga apa yang aku kerjakan selama ini terhadao keduanya semoga saja membuahkan hasil di akhir cerita perkuliahan ku kelak.
     Itulah sekilas cerita tentang kesulitan ku menjalani masa kuliah sebagai seorang Student Athlete dan bagaimana cara ku mengatasi kesulitan tersebut. Semoga apa yang aku ceritakan diatas mampu menjadi motivasi bagi orang yang membaca tulisanku ini. Aku tidak bermaksud menggurui namun disini aku hanya ingin berbagi. Apabila kalian memiliki kesulitan selama menjadi mahasiswa semoga kalian tidak begitu saja menyerah. Karena semua permasalahan selalu memiliki jalan keluar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menilik Kelebihan dan Kekurangan iPhone Terbaru Bagi Mahasiswa

Oleh: Andika Wahyu Satrio Tanggal 12 september lalu Apple merilis tiga iPhone terbaru buatannya yaitu iPhone XS, iPhone XS Max dan iPhone XR. Seperti yang diketahui banyak orang smartphone yang berlogokan apel tergigit ini merupakan smartphone dengan kualitas premium dan selalu ditunggu tunggu setiap perilisan produk terbarunya. Tak terlebih lagi oleh para mahasisiwa yang saat ini kebanyakan adalah kaum milenia yang juga merupakan user smartphone tersebut.             Namun melihat spesifikasi dan fitur yang ditawarkan oleh apple, apakah produk terbaru mereka cocok dan pas jika di pakai oleh mahasiswa untuk menunjang kebuthan mereka? Berikut ini kita akan membahasnya. Rilis di Indonesia yang lama Melihat waktu perilisan iPhone X pada tahun lalu di Indonesia, kemungkinan besar tiga iPhone terbaru yakni iPhone XS, iPhone XS Max dan iPhone XR tidak akan dirilis pada perilisana perdana. Ditambah lagi karena Indone...

Bahaya Rumah Sakit Bagi Buah Hati Anda

Oleh: Andika Wahyu Satrio Sering terlihat di beberapa rumah sakit ada aturan untuk melarang anak-anak dibawah di bawah usia 12 tahun untuk ikut masuk kedalam ruang rawat inap pasien yang sadang dirawat. Peraturan ini terkadang cukup menyulitkan bagi para orang tua yang terpaksa membawa buah hatinya ke rumah sakit. Namun sebenarnya peraturan ini bukan tanpa alasan, namun aturan ini dibuat agar buah hati anda tidak terganggu kesehatan dan masa pertumbuhannya. Pasti anda bertanya, kenapa sebenarnya rumah sakit melarang anak-anak untuk ikut membesuk di rumah sakit? Pada dasarnya rumah sakit bukan lah tempat yang baik bagi anak-anak. Karena rumah sakit dapat menyebabkan anak-anak tereserang beberepa penyakit yang di tularkan melalui virus. Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak dibawah umur 12 tahun memiliki sistem daya tahan tubuh yang masih belum kuat untuk menangkal berbagai macam virus dan infeksi yang menyerang tubuhnya dibandingkan orang dewasa.   Sedangkan ruma...